Industri pariwisata terbukti kebal dari krisis global.
Saat perekonomian global tersuruk, pertumbuhan pariwisata Indonesia tetap
tumbuh, bahkan melebihi angka pertumbuhan ekonomi nasional.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta
Nirwandar, menyatakan pertumbuhan industri pariwisata di Indonesia tahun 2014
mencapai 9,39 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Angka itu di atas
pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,7 persen. Hal itu disampaikan
Sapta saat mengikuti salah satu pameran pariwisata terbesar di dunia, yakni
Internationale Torismus Börse di Berlin, Jerman.
"Kami sangat optimistis dengan perkembangan bisnis
pariwisata Indonesia," ujar Sapta, kemarin, saat berbicara di depan para
pelaku bisnis pariwisata di hotel Inter Continental, Berlin.
Sapta menambahkan, sektor pariwisata menyumbangkan produk
domestik bruto mencapai Rp 347 triliun. Bila dibandingkan, angka itu mencapai
23 persen dari dengan total pendapatan negara yang tercantum di Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2013, yakni Rp 1.502 triliun, Sektor
pariwisata juga menempati urutan keempat sebagai penyumbang devisa negara tahun
2013.
Dalam daftar peringkat daya saing pariwisata di ASEAN
yang dilansir oleh World Economic Forum (2013), posisi Indonesia terus
merangkak naik setiap tahunnya. Kini, peringkat daya saing Indonesia berada di
urutan ke 70. Pada 2012 ada diurutan 74. Peringkat ini di atas peringkat Brunei
(72), Vietnam (80), Filipina (82), serta Kamboja (106).
Sebelumnya, di Jakarta, Menteri Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif, Mari Elka Pangestu juga mengatakan industri pariwisata Indonesia tidak
hanya "on the track" tapi juga telah masuk ke tahap lanjut. Itu
ditunjukkan dengan diketoknya beberapa standarisasi usaha wisata oleh
pemerintah.
Kekuatan industri pariwisata Indonesia yang utama masih
pada sumber daya alam dan kekayaan ragam budaya, serta biaya yang relatif murah
. Beberapa sektor terkait yang berpotensi menghambat industri ini, menurut
Mari, masih dalam tahap pembenahan, misalmya soal kebersihan dan kesehatan.
Untuk mendongkrak pertumbuhan jumlah wisatawan, kata
Mari, pemerintah rajin menggelar sejumlah program. Salah satu program besar itu
adalah mengikuti pameran pariwisata di luar negeri seperti di Berlin. Dalam
pameran pariwisata di Berlin, Indonesia mengirim delegasi yang dipimpin oleh
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar, didampingi
Direktur Jenderal Pemasaran Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuty, Direktur
Promosi Pariwisata Luar Negeri, Nia Niscaya, serta Direktur Pencitraan
Indonesia, Ratna Suranti. Mereka tampil meyakinkan dalam acara presentasi di
forum pertemuan dengan para pelaku bisnis, sehari sebelum pameran pariwisata
Berlin resmi dibuka.
Sumber: www.tempo.co
ini artikel saya
ReplyDeletehttp://officialbilly.weebly.com/